serum dan vaksin :
penggolongan imunisasi :
- imunisasi aktif : merupakan pemberian antigen pada inang uintuk menginduksi pembentukan anti bodi dan imunitas seluler
- imunitas pasif : merupakan pemindahan imunitas pada inang menggunakan produk imunologis yang sudah terbentuk
penggolongan vaksin :
- vaksin bakterial
- vaksin viral
- vaksin parasiter
jenis vaksin :
- autovaksin (mengandung mikroba mati yang dikembangbiakan dari jaringan sakit penderita
- vaksin BCG (dari basil mycobacterium bovis)
- vaksin cacar (mengandung virus campak hidup)
- vaksin hepatitis B (mengandung hepatitis B surface antigen
- vaksin influeza
- vaksin kolera
- vaksin poliovaksin rabies
toksoid : toksin yang diubah strukturnyasehingga tidak toksik lagi dimana sifat antigennya tidak dihilangkan
vaksin jerap DTP : terdiri dari toksoid difteri dan tetanus yang dimurnikan, serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi
sera : hewan yang mengandung antibodi spesifik di kadar tinggi
imunitas yang diperoleh hanya bertahan singkat dan penggunaannya pada keadaan akut
- serum anti rabies : memperlambat jalannya virus dan memperpanjang masa inkubasi
- serum anti bisa ular polivalen
anti toksin : antibodi yang dapat menetralkan sifat racun toksin tertentu tanpa mempengaruhi organisme yang memproduksi toksin itu
- serum anti difteri merupakan fraksi globulin yang dipekatkan dalam serum kuda yang telah dikebalkan secara aktif (dosis : dewasa IM 3000 – 5000 IU untuk IM)
- serum anti tetanus : dibuat dari plasma kuda dan mengandung anti bodi untuk menetralkan toksin tanpa mempengaruhi basil (dosis : pencegahan IM 1500 IU, pengobatan IM 10000 IU)
Beda vaksin dan serum :
Vaksin :
- Suatu kuman (bakteri/virus) yang sudah dilemahkan
- dimasukkan ke dalam tubuh untuk membentuk kekebaln tubuh secara aktif,
- imunitas aktif
- untuk pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan kuman
- dibuat dengan melumpuhkan kuman
- tubuh akan tahan terhadap penyakit yang sama
- diambil dari cairan “bibit penyakit” yang telah “dilemahklan” atau juga diambil dari “gen” kuman
Serum :
- plasma darah tanpa fibrinogen
- cairan tubuh yang mengandung sistem kekebalan terhadap suatu kuman, yang bila dimasukkan ke dalam tubuh maka akan mempunyai kekebalan terhadap kuman yang sama
- imunitas pasif
- mengobati penyakit yang diakibatkan oleh kuman
- dibuat dengan memesukkan vaksin ke dalam tubuh hewan, sehingga tubuhnya memberikan respon terhadap vaksin, setelah diuji dan menunjukkan kekebalan terhadap vaksin, darah diambil dan dipisahkan antara plasma dengan sel-sel dan protein darahnya
- masih bisa terjangkit penyakit yang sama kembali
- hewan yang terbukti kebal, kemudian diambil darahnya
primary vaksinasi : vaksinasi yang diberikan pertama kali pada orang yang belum pernah diberikan vaksin tersebut, biasanya diberikan pada anak < style=""> untuk bayi : BCG, DTP dan campak, untuk dewasa : toxoid tetanus
booster vaksinasi : vaksin yang diberiakn secara periodik untuk memperkuat vaksinasi sebelumnya melalui vaksinasi primer
vaksin MMR : campuran dari 3 jenis virus yang dilemahkan yang disuntik untuk melawan demam campak, beguk dan rubela, diberikan pada anak 1 tahun dengan dosis penguat pada umur sekolah (4-5 tahun)
tidak direkomendasikan pada wanita hamil karena memungkinkan resiko kelainan bawaan janin
ibu hamil diberikan toksoid karena menghindari bayi yang baru lahir terkena tetanus neonatarum
imunitas aktif : merupakan pemberian antigen pada inang untuk menginduksi pembentukan antibodi dan imunitas seluler. merupakan pemindahan imunitas pada inang menggunakan produk imunologis yang sudah terbentuk
imunitas pasif : kekebalan tubuh yang diperoleh dengan mendapatkan zat kebal dari luar tubuhnya. Tubuh mengimpor imunitas dengan penyuntikan imunoglobulin
imunitas pasif alamiah : kekebalan yang diperoleh seseorang yang diturunkan dari ibu selama dalam kandungan melalui plasenta dan ASI yang mengandung antibodi kolostrum
imunitas pasif buatan : mendapatkan suntikan serum daeri luar tubuh seperti ATS (anti tetanus serum)
efek samping imunisasi :
- hepatitis A : nyeri kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, reaksi alergi
- hepatitis B : nyeri di tempat suntikan, demam
- influenza : kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan, demam
- tetansu-difteri : nyeri dan bengkak pada suntikan, demam
- MMR : rash, pembengkakan kelenjar getah bening leher, nyeri dan kaku pada sendi
- Varisela : nyeri dan bengkak pada suntikan, demam, rash sampai 3 minggu setelah penyuntikan
- Pneumokokus : nyeri di tempat suntikan, demam
- Vaksin polio oral : tidak ada
- Vaksin polio inaktif : kemerahan, rasa tidak nyaman pada tempat suntikan
diare dan laksansia
diare : keadaan dimana frekuensi defekasi meningkat abnormal dari keadaan biasa dan pada umumnya berupa cairan akibat peningkatan motilitas GI, peningkatan sekresi dan penurunan absorpsi cairan sehingga kehilangan elektrolit Na+ dan air
penyebab
- bakteri pensekresi toksin : vibrio cholerae
- bakteri/virus
- kecemasan
- obat - obat tertentu
tujuan pemberian terapi anti diare :
- mempertimbangkan keseimbangan elektrolit : pemberian larutan rehidrasi oral
- membunuh bakteri atau virus : kotrimoksasol, siprofloksasin atau eritromisin
- menyerap toksin : pemberian adsorben (mengabsorpsi toksin yang memiliki efek pada flora usus, melapisi dan melindungi mukosa) kaolin, arang, Mg silikat atau atapulgit
- memperbaiki transpor cairan dan elektrolit : antispasmodik (obat antagonis muskarinik : propantelin, diskloserin dan mabeverin
- menurunkan gerakan motilitas usus : golongan opiat turunan morphin (morfin dan kodein), golongan opiat turunan pethidin (loperamid dan difenoksilat), golongan bismuth salisilat
obat diare yang lain :
- astrigent : tanin (mengendapkan protein permukaan
- demulsen : pektin (meningkatkan konsistensi tinja)
laksative :
1. Bulk laxative dapat diberikan
- Hidrofilik koloid : menarik air ke dalam tinja
- Osmotically active laxative : menaan cairan dalam usus dengna mekanisme osmosis
2. Irritant laxative : menyebabkan irritasi dinding mukosa dimana lebih banyak air yang disekresikan dari pada yang diserap
- Small bowel irritant (asam risinoleat)
- Large bowel irritant
a. Derivat antraquinon, mengandung glikosida aktif
b. Derivat difenolmethane, derivat fenolftalien (bisacodyl dan Na picosulfat)
3. Lubricant laxative ; paafin liquidum
Penyalahgunaan obat :
Opioid
Penyalahgunaan terbagi menjadi 2 :
1. Hanya bertujuan untuk bersenang – senang
2. ketergantungan medis akibat terapi pengobatan
pengobatan :
- lebih sering dengan detoksifikasi, mengganti obat dengan masa kerja panjang
- dapat digunakan methadone dan clonidine dengan efek kerja panjang
- dapat digunakan agonis parsial opioid buprenorphine oral 2 – 20 mg
- atau antagonis opioid naltrexone 100 – 150 mg/hari
stimulan
mempunyai efek pada CNS
3 kategori stimulan :
1. Convulsant dan respiratory stimulant
2. Psychomotor stimulants (amphetamine dan kokain)
3. Psycomimethics (halusinogen)
Pengobatan :
- Untuk subjek dengna depresi mental memerlukan obat – obat antipsikotik atau antidepresan sebelum atau selama penghentian stimulan
- Ketergantungan nikotin dapat dihentikan dengan permen nikotin, bupropion sebagai anti depresan atau pemberian mekamilamin suatu penyekat resptor nikotinik yang mempunyai akses yang baik dengan SSP
Sedatif hipnotik
- Suatu depresan CNS :
- Barbiturat yang umum digunakan : secobarbital, pentobarbital, amobarbital
- Phenobarbital tidak digunakan karena onset lambat
- Ansiolitik yang sering digunakan : diazepam, klordiazepoksoid, midazola, flurazepam, lorazepam
- Non barbital yang disalah gunakan : gluthethimida, meprobamat
Mempunyai efek yang sama pada euforia, mengurangi kecemasan dan menghambat insomnia
Toleransi dan ketergantungan :
- Toleransi barbiturat an benzodiazepin lambat
- Ketergantungan benzodiazepin pada dosis yang lebih besar dan ketergantungan ringan pada dosis terapetik
- Gejala putus obat terlihat pada benzodiazepin kerja pendek (alprazolam) dari pada kerja panjang
- Gejala putus obat : gangguan tidur, kejang otot, keringat agitasi, bingung, cemas
Alokohol
Mariyuana
Halusinogen
Inhalan
steroid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar